CINTA TERHALANG, BAB 15

 Bab 15: Surat Cinta

Aidan duduk di mejanya, menatap selembar kertas kosong di depannya. Lampu meja yang hangat menyinari ruang kecilnya, menciptakan suasana yang nyaman. Meski pertemuan terakhir dengan Sheilla telah membawa kelegaan dan harapan, masih ada banyak perasaan yang mengendap di dalam hatinya. Ia merasa perlu mengekspresikan semuanya dengan cara yang lebih dalam—melalui sebuah surat cinta.

 

Ia mengangkat pena dan mulai menulis, membiarkan kata-kata mengalir dari hati.

 

Kekasihku, Sheilla,

 

Saat aku menuliskan surat ini, hatiku dipenuhi rasa syukur karena kamu hadir dalam hidupku. Setiap hari yang kita lewati bersama adalah kenangan yang akan selalu aku simpan di dalam hati. Mungkin kita tidak selalu bersama secara fisik, tetapi cinta dan kasih sayangmu selalu menjadi penyemangat dalam hidupku.

Aku teringat hari-hari ketika kita pertama kali bertemu di kafe kecil itu. Senyummu, cara kamu tertawa, semua itu membuatku merasa seolah aku menemukan bagian dari diriku yang hilang. Dari saat itu, aku tahu ada sesuatu yang istimewa antara kita. Setiap percakapan, setiap tawa, dan setiap momen yang kita bagikan semakin menguatkan perasaanku.

Kamu adalah cahaya yang menerangi jalan hidupku, terutama di saat-saat gelap. Ketika aku merasa terjebak dan tidak tahu harus berbuat apa, hanya dengan memikirkanmu, aku menemukan keberanian untuk terus melangkah. Kamu adalah sumber inspirasiku, dan aku sangat menghargai setiap usaha dan pengorbanan yang telah kamu lakukan.

Dalam setiap detik yang kita terpisah, aku merasakan kehadiranmu dalam pikiranku. Rindu ini kadang membuatku merasa seolah-olah dunia ini terlalu besar, tetapi di saat bersamaan, aku tahu bahwa cinta kita adalah pengikat yang kuat. Aku ingin kamu tahu, aku berjanji untuk selalu ada untukmu, apa pun yang terjadi.

Mungkin ada saat-saat di mana kita akan menghadapi tantangan, tetapi aku percaya kita bisa melewatinya. Cinta kita bukan hanya tentang momen-momen indah, tetapi juga tentang saling mendukung saat kita merasa lemah. Ketika kita saling mengandalkan, kita bisa mengatasi segala rintangan yang ada di depan kita.

Aku juga ingin meminta maaf jika ada kata-kata atau tindakan yang membuatmu merasa tidak nyaman atau terluka. Setiap hari aku belajar tentang arti cinta dan bagaimana menjadi pasangan yang lebih baik. Aku tidak ingin pernah kehilangan kesempatan untuk menjadikanmu bahagia, karena kebahagiaanmu adalah segalanya bagiku.

Dalam surat ini, aku ingin kamu tahu betapa berartinya kamu bagiku. Aku menghargai setiap hal kecil yang kamu lakukan, dari cara kamu mendengarkan saat aku bercerita, hingga senyummu yang selalu bisa menghilangkan semua beban di pundakku. Kamu adalah sahabatku, kekasihku, dan orang yang paling aku cintai.

Aku ingin kita terus membangun masa depan bersama. Mari kita rencanakan impian-impian kita dan saling mendukung untuk mencapainya. Kita punya banyak hal yang bisa kita capai bersama, dan aku ingin menjadi bagian dari setiap perjalanan yang kamu tempuh.

Setiap kali kita berpisah, hatiku terasa berat. Namun, di balik semua itu, aku tahu ini adalah bagian dari perjalanan kita. Aku ingin kita saling memberi semangat, menjaga satu sama lain, dan menciptakan lebih banyak kenangan indah. Seperti yang kita bicarakan di pertemuan terakhir kita, aku ingin agar hubungan ini tumbuh semakin kuat dan tidak tergoyahkan.

Sebagai penutup, izinkan aku mengekspresikan cinta dan komitmenku padamu. Apapun yang terjadi, aku akan selalu mencintaimu dengan sepenuh hati. Aku akan menantikan saat-saat kita bertemu lagi, dan saat itu, aku akan memelukmu dengan erat, merasakan kehangatan cintamu.

Dengan segenap cintaku, 

Aidan

 

Aidan menatap surat yang telah selesai ditulis itu. Setiap kata yang tercetak di kertas adalah ungkapan jujur dari hatinya. Ia tahu, meskipun kata-kata tidak dapat menggantikan kehadiran fisik, surat ini adalah cara untuk menjangkau hati Sheilla, untuk mengingatkan dia betapa berartinya ia dalam hidupnya.

Dengan hati yang tenang, Aidan melipat surat itu dan menaruhnya dalam amplop. Ia bertekad untuk memberikan surat ini kepada Sheilla dalam pertemuan berikutnya. Harapannya, surat ini akan menjadi jembatan bagi perasaan mereka, menghubungkan hati yang saling mencintai meski dalam jarak yang memisahkan. Saat ia menatap surat itu, ia merasakan optimisme baru, percaya bahwa cinta mereka akan selalu menemukan jalan.

Tidak ada komentar untuk "CINTA TERHALANG, BAB 15"