CINTA DALAM DILEMA, BAG. 1

 Bag. 1: Malam Pengantin

 

Malam itu, Rizki berdiri di depan cermin, memeriksa penampilannya dengan cermat. Setelan jasnya yang rapi dan dasi yang diikat sempurna membuatnya terlihat lebih dewasa dari usia sebenarnya. Namun, di balik senyum dan penampilan yang penuh percaya diri, hatinya bergetar. Malam ini adalah malam pengantin, sebuah momen yang seharusnya menjadi puncak kebahagiaan. Namun, perasaan cemas dan bingung terus menghantuinya.

 

Pesta pernikahan berlangsung meriah. Suara tawa dan riuhnya percakapan mengisi setiap sudut ruangan. Rizki menyaksikan tamu-tamu berdatangan, sahabat-sahabatnya, keluarga, dan kenalan yang tak terhitung jumlahnya. Semua orang tampak bahagia, memberikan ucapan selamat dan berbisik tentang betapa beruntungnya ia mendapatkan Sofia, wanita cantik yang menjadi istrinya.

 

Sofia, yang mengenakan gaun pengantin putih berkilau, adalah gambaran sempurna dari kebahagiaan. Senyumnya yang cerah seolah mencerminkan cahaya bulan. Rizki tidak bisa menahan diri untuk tidak memandangnya dengan penuh rasa cinta dan bangga. Namun, di dalam hatinya, ada suara kecil yang berbisik, mengingatkannya akan perasaan yang tidak dapat ia ungkapkan.

 

Saat Sofia mendekat, Rizki berusaha menampilkan senyum terbaiknya. “Kau tampak cantik sekali malam ini,” ujarnya tulus. Sofia hanya tersenyum, lalu meraih tangannya. “Aku sangat beruntung memilikimu,” katanya lembut. Rizki merasa hangat di dalam hati, namun bayangan wajah Aisha tak bisa sepenuhnya sirna.

 

Aisha, gadis yang baru ia temui beberapa bulan lalu, telah merusak ketenangan pikirannya. Cintanya yang mendalam untuk Aisha tak bisa diabaikan, meskipun ia baru saja mengikat janji setia dengan Sofia. Satu malam, saat mereka bertemu di sebuah acara, Rizki merasakan sesuatu yang berbeda—sebuah ikatan yang begitu kuat. Aisha memiliki cara yang unik untuk membuatnya merasa hidup, tetapi ia tahu betul bahwa ia sudah memiliki tanggung jawab.

 

Ketika acara terus berlangsung, Rizki melihat Sofia menari dengan lincah di tengah keramaian, dikelilingi teman-teman. Dia terlihat sangat bahagia, dan Rizki merasa tertekan dengan perasaannya sendiri. Bagaimana mungkin ia menginginkan cinta yang lain ketika di sisinya ada wanita sebaik Sofia? Namun, kerapuhan hatinya menuntunnya pada keraguan.

 

Di tengah kemeriahan, Rizki mencari momen untuk merenung. Ia pergi ke balkon, menjauh dari keramaian. Angin malam menyapu wajahnya, dan ia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan pikirannya. Ia ingat bagaimana Sofia selalu berada di sampingnya dalam suka dan duka, mendukung setiap langkahnya. Apakah ini semua layak untuk dipertaruhkan?

 

Rizki mengeluarkan ponselnya dan melihat foto Aisha yang ia simpan. Senyumnya yang ceria dan tatapan matanya yang hangat membuat jantungnya berdebar. Ia berusaha meyakinkan diri bahwa cinta yang ia rasakan untuk Aisha hanyalah perasaan sesaat, sebuah godaan yang harus ia abaikan. Namun, hati tidak bisa berbohong.

 

Kembali ke dalam ruangan, Rizki berbaur dengan tamu-tamu lain. Setiap ucapan selamat semakin membuatnya merasa terjebak dalam kebohongan. Ia merasa seolah sedang memainkan dua peran: sebagai suami yang setia, sekaligus sebagai lelaki yang terjebak dalam cinta terlarang.

 

Saat upacara pemotongan kue pengantin dimulai, semua tamu berkumpul di sekitar Rizki dan Sofia. Mereka tersenyum dan bersorak, memberikan ucapan selamat. Rizki memegang tangan Sofia dengan erat, berusaha menutupi keraguan di dalam hatinya. Mereka memotong kue bersama, dan Rizki merasa seperti sedang menjalani sebuah ritual yang indah namun penuh beban.

 

Sofia kemudian berbisik, “Mari kita buat kenangan indah malam ini, sayang.” Rizki mengangguk, berusaha mengingatkan dirinya akan janji yang telah mereka ucapkan. Namun, setiap detik berlalu, suara Aisha kembali mengisi pikirannya. Mengapa cinta ini begitu sulit?

 

Ketika malam semakin larut, Rizki dan Sofia melakukan tarian pengantin. Mereka berputar di tengah keramaian, dan Rizki merasakan tatapan penuh cinta dari Sofia. Namun, di balik senyuman itu, ia tak bisa menghapus bayangan Aisha dari pikirannya. Apakah ia bisa melupakan cinta yang baru tumbuh ini?

 

Kata-kata ikrar setia mereka menggema di benaknya, dan ia menyadari bahwa malam ini adalah awal dari sebuah perjalanan yang tidak mudah. Dengan hati yang berat, Rizki berjanji dalam hati untuk berusaha menjaga Sofia dan pernikahan mereka, tetapi suara hatinya berbisik tentang kemungkinan yang lebih kompleks.

 

Ketika pesta berakhir, Rizki melangkah keluar dengan Sofia di sampingnya, berusaha mengingat semua kenangan indah yang telah mereka ciptakan malam itu. Namun, di dalam hati, ia tahu bahwa perjalanan mereka baru saja dimulai, dan di luar sana, Aisha menunggu dengan rasa cinta yang tulus. Rizki harus memutuskan jalan mana yang akan ia pilih—apakah ia akan tetap setia pada ikrar yang telah diucapkan, atau mengikuti suara hatinya yang memanggil untuk cinta yang terlarang..

Tidak ada komentar untuk "CINTA DALAM DILEMA, BAG. 1"