Modul Mendampingi Murid dengan Utuh dan Menyeluruh ; Kodrat Keadaan
Salam dan bahagia ibu dan bapak guru hebat..!
Selamat datang di modul “Mendampingi Murid dengan Utuh
dan Menyeluruh”, modul ini terdiri dari beberapa materi kali ini kita akan
mengulas materi kodrat keadaan agar kita dapat memahami kodrat keadaan
pendidikan yang sesuai dengan zaman berdasarkan pemikiran Ki Hajar Dewantara.
Kodrat Keadaan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
dasar pendidikan murid. Kodrat keadaan terdiri dari dua hal yaitu Kodrat Alam
dan Kodrat Zaman. Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa segala perubahan yang
terjadi pada murid dihubungkan dengan kodrat keadaaan, baik alam dan zaman.
Lalu Bagaimana cara kita menghubungkan dasar pendidikan murid dengan kodrat
alam dan kodrat zaman? Kodrat alam berkaitan dengan sifat dan bentuk lingkungan
dimana mereka berada. Murid dengan kodrat alam perkotaan sejatinya dilihat sebagai
bagian dari masyarakat perkotaan, maka pembelajaran yang diterima murid
sebaiknya mampu membantu mendekatkannya dengan konteks atau kodrat alamnya
Bukan sebaliknya malah menjauhkannya tidak jarang kita menjumpai guru membantu
Memberikan ilmu dan wawasan di luar konteks di mana murid tinggal dan hidup
misalnya mayoritas murid adalah anak petani karet diberikan wawasan dan
informasi Bagaimana menjaga kelestarian dan ekosistem laut sebenarnya tidak
apa-apa mungkin saja murid akan mendapatkan informasi dan cara Bagaimana
menjaga kelestarian laut apakah cara dan informasi itu sesuai dengan kode alam
murid, Oleh sebab itu Karena Guru bukan lagi sebagai satu-satunya sumber
belajar murid maka guru dapat membantu murid dengan memberikan pembelajaran
kontekstual.
Guru berperan sebagai penghubung murid dengan sumber sumber
belajar yang ada disekitar murid atau di sekolah maupun dengan sumber-sumber
belajar digital yang mengaitkan setiap materi dengan konteks di mana murid
hidup misalnya materi menjaga kelestarian alam di kontekskan dengan merawat
pohon karet agar produksi getahnya semakin baik kualitasnya dengan membersihkan
gulma atau tanaman pengganggu pohon karet.
Pembelajaran kontekstual dan peran guru sebagai penghubung
sangat dibutuhkan murid karena itu akan membantu mereka menguatkan
kekuatan-kekuatan kodratnya sementara kodrat jaman adalah bagian dasar
pendidikan murid yang berhubungan dengan isi dan irama.Isi dan irama pendidikan
bergerak dinamis sesuai dengan perkembangan zaman, muatan pendidikan dan cara belajar di kala
kita sebagai murid pasti berbeda dengan zaman saat ini,
Pendidikan setelah masa kemerdekaan tentu juga berbeda
dengan pendidikan pada abad ke-21 maka kita pendidik bergegas beradaptasi
terhadap kodrat zaman untuk membantu murid mencapai selamat dan bahagia.
Perubahan zaman merupakan keniscayaan yang tidak mungkin dihindari dan dicegah.
Perubahan zaman pun akan datang sendiri tanpa diminta, namun banyak dari kita
yang belum menyadari akan hal itu, kenyamanan kenyamanan yang dirasakan saat
ini akan diselimuti kegelisahan kegelisahan akibat perubahan zaman misalnya
kemajuan pesat teknologi membuat cara belajar dan berinteraksi murid juga
berubah jika tidak kita siapkan dan beradaptasi dengan baik maka murid-murid
mungkin tidak akan mampu hidup berdampingan dengan perubahan zaman. Contohnya
guru yang terbiasa mengajar dengan menggunakan metode utama ceramah
menyampaikan informasi informasi yang sudah ada di mesin pencari atau digital
membuat Murid memiliki kompetensi yang tidak relevan dan sesuai dengan
keterampilan abad ke-21 yaitu berpikir kritis, kreatif komunikasi dan
kolaborasi. Maka sebagai pendidik kita juga dapat membantu memberikan
pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan kecakapan tersebut. Seiring
dengan perubahan yang terjadi dalam pendidikan secara global Ki Hajar Dewantara
mengingatkan bahwa pengaruh pengaruh dari luar hendaknya tetap dipilah mana
yang sesuai dengan kearifan lokal sosial budaya Indonesia. Namun di era
berlimpahnya informasi saat ini kita pendidik tidak bisa membatasi, menolak dan
memilih informasi-informasi secara langsung, pengaruh-pengaruh luar sangatlah
banyak dan terus-menerus membanjiri halaman kita cara merespon banyaknya
pengaruh luar tersebutlah yang menjadi perhatian kita sebagai pendidik dengan
begitu banyaknya informasi yang datang kita tidak bisa benar-benar menyaring
mana yang diterima oleh murid karena ia bisa mendapatkan informasi dari mana
saja yang dapat dilakukan pendidik adalah membantu anak untuk menemukan
kecakapan berpikir kritis dalam menerima dan merespon informasi.
Penanaman budaya
kearifan lokal yang logis dapat membantu murid menjadi bijak dalam kehidupannya
jika kita dapat memegang kuat kearifan lokal budaya Indonesia kita juga akan
mampu merespon pengaruh-pengaruh luar dengan bijak sehingga adopsi muatan dan
konten pengetahuan akan sejalan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan kontak
sosial budaya yang ada di Indonesia, bahkan semakin menguatkan yang menjadi
kodrat alam dan kodrat zaman dalam mendidik murid-murid kita.
Untuk mewujudkan dan menjaga itu semua diperlukan
prinsip-prinsip dalam melakukan perubahan, Ki Hajar Dewantara menyebutnya
sebagai asas tricon kontinyu, konvergen dan konsentris. Kontinu kemajuan
kebudayaan merupakan keharusan lanjutan langsung dari kebudayaan itu sendiri.
Konvergensi kebudayaan menuju arah
kesatuan kebudayaan dunia atau kemanusiaan, Konsentris kebudayaan harus
mempunyai karakteristik dan sifat kepribadian sendiri sebagai pusatnya dalam
lingkungan kebudayaan dunia atau kemanusiaan. maka dengan menggunakan asas
Trikora sebagai prinsip melakukan perubahan. Kebudayaan bangsa Indonesia tidak
akan Tertinggal. Kebudayaan Indonesia akan berjalan beriringan dengan
kebudayaan lain dan karakter dan ciri khasnya sendiri.
Mari kita refleksikan bersama Apakah kita sudah membantu memberikan pembelajaran berdasarkan kodrat keadaan murid? apa yang dapat kita lakukan sebagai pendidik agar kodrat keadaan murid dapat menuntun kekuatan-kekuatan dan potensi pada murid?
Selamat belajar bapak dan ibu guru hebat salam dan bahagia!
Tidak ada komentar untuk "Modul Mendampingi Murid dengan Utuh dan Menyeluruh ; Kodrat Keadaan"
Posting Komentar