Merdeka Belajar : Peran Keluarga, Sekolah dan Masyarakat
Salam dan bahagia ibu dan bapak guru hebat !
Selamat datang kembali di modul pendidikan yang mengantarkan keselamatan dan kebahagiaan kali ini kita akan mengulas materi tentang peran alam keluarga ,alam perguruan dan alam pergerakan pemuda atau masyarakat dalam menjaga. Agar kita dapat memahami peran ketiga alam tersebut dan mengimplementasikannya dalam pembelajaran. Momen menjalani pendidikan di lembaga sekolah merupakan momen yang dinanti-nantikan bagi sebagian orangtua untuk memenuhi kebutuhan belajar anak. Ada orangtua yang benar-benar menyerahkan segala urusan didik mendidik murid kepada guru dan sekolah sebagai satu-satunya wadah karena kesibukannya bekerja, tetapi ada juga orangtua yang ikut proaktif mendampingi tumbuh kembang anaknya dengan berkolaborasi dengan guru dan sekolahnya agar apa yang diberikan guru di sekolah selaras dengan apa yang dilatihkan di rumah. Tidak jarang orangtua menganggap guru sebagai faktir utama keberhasilan belajar murid, sehingga guru dianggap berhak melakukan apapun kepada murid asalkan murid berhasil dididik dalam belajarnya seakan-akan beban berat hanya ada di punggung guru dalam mendidik murid, padahal orangtua atau keluarga lah yang menjadi contoh teladan dan berkewajiban mendidik anak-anaknya.
Selain itu, bagian yang juga berdampak
pada perkembangan murid adalah lingkungan sekitar atau masyarakat karena
disanalah murid berperan dan berinteraksi langsung menjadi bagian dari
masyarakat. Maka apa yang dapat kita lakukan sebagai pendidik agar lingkungan
pembelajaran murid memberikan dampak dan berkontribusi terhadap tumbuh kembang
murid? Tri sentra pendidikan adalah tiga wadah dasar proses pembentukan pendidikan murid yang terdiri
dari alam keluarga, alam perguruan, dan alam pergerakan pemudah ( komunitas
/Masyarakat), ketiganya berperan dan berkontribusi mengembangkan pengetahuan,
nilai-nilai dan keterampilan murid.
Kita tidak cukup hanya membantu murid
dengan wawasan ilmu pengetahuan dan teladan sikap, tetapi juga membantu murid untuk
menemukan suasana (atmosfer) dimana ia hidup dan berada.
Guru bersama orangtua membantu murid untuk
menemukan dan memiliki budi pekerti yang luhur yang siap digunakan dalam
mengembangkan rasa social murid di lingkungan dimana ia berada. Maka, hubungan
antara alam keluarga, alam perguruan dan alam pergerakan pemuda (masyarakat)
perlu dikuatkan dan diwujudkan dalam pembelajaran murid-murid kita. Sekarang,
mari kita bahas satu persatu wadah dasar proses pendidikan tersebut. Pertama
yaitu alam keluarga meripakan system kesil dimana anak tinggal dan mendapatkan
pendidikan pertama dan yang terpenting dalam hidupnya. Pada alam keluargalah
anak mendapatkan dasar pendidikan budi pekerti dan pendidikan sosial. Karena
secara naluri, baik disadari atau tidak manusia memiliki kecakapan dan
keinginan untuk mendidik anak-anaknya secara rohani dan jasmani. Sebagai
contoh, kasih saying, cinta, dan perasaan –perasaan lain dapat tumbuh dalam
hidup keluarga anak yang berperan penting menumbuhkan pendidikan budi pekerti yang
kuat. Pendidikan social juga dapat muncul dan tercermin dari interaksi antar
keluarga seperti tolong menolong antar mereka, membantu dan menjaga anggota
keluarga yang sedang sakit, bersama-sama menjaga kebersihan dan ketertiban
dalam keluarga, dan lainnya menjadi modal pendidikan sosial yang berasal dari
alam keluarga. Keluarga disini bukan berarti keluarga inti ( ayah, ibu, kakak,
adik) saja, melainkan lebih luas dari itu yaitu orang –orang dewasa yang
merawat, memelihara, melindungi dan peduli terhadap tumbuh kembang anak. Kedua
adalah alam perguruan merupakan wadah yang memfasilitasi pengembangan
intelektual murid serta menuntun murid menemukan wawasan ilmu pengetahuan yang
lebih luas. Alam perguruan ini meliputi semua jenis dan bentuk satuan pendidikan
yang berperan dalam mengembangkan kecakapan berfikir murid, Ki Hajar Dewantara
menyebutnya dengan Balai-Wiyata. Disinilah kecakapan murid dapat terus diasah
melalui pendidikan intelektual, akan tetapi Ki Hajar juga mengingatkan kita
bahwa semakin cakap kemampuan berfikir dan luasnya pengetahuan, semakin kuat
pula ego dan budi pekerti keduniawian ( matrealisme), akhibatnya dapat
menghasilkan jiwa anti sosial murid.oleh karena itu alam perguruan sebisa
mungkin dapat selaras dan berkesinambungan, dengan hidup alam keluarga dan
tidak boleh terpisah, agar murid mendapatkan kevcerdasan kecakapan dan juga
kecakapan sosial emosional.alam perguruan atau balai wiyata yang dulu menjadi
tenpat satu-satunya mengasah kecakapan intelektual, saat ini, bentuk dan cara
menuntun murid pun menyesuaikan zaman. Sebagai contoh, guru menyelenggarakan
pembelajaran daring dengan menggunakan berbagai media, murid mencari tahu
informasi dan pengetahuan yang membuatnya penasaran. Melalui mesin pencari pada
gawainya, kemudian didiskusikan bersama guru dan teman-temannya. Maka guru
perlu memahami konteks kebutuhan dan cara belajar murid, pada masa sekarang
juga sekaligus menjadi mitra kolaborasi dengan keluarga. Dan yang ketiga alama
pergerakan pemuda/Masyarakat merupakan wadah yang memfasilitasi murid untuk
mengaktualisasikan dirinya dan mengembangkan watak. Alam pergerakan pemudah
atau masyarakat inilah sebagai penguat pendidikan, baik itu untuk kecerdasan
budi pekerti dan sosial emosional murid. Masyarakat merupakan lingkungan
pembelajaran murid, atau dapat dikatakan sebagai laboratorium pendidikan murid
menumbuhkembangkan apa yanag telah ia dapat di keluarga dan perguruan. Di
masyarakat pula murid membangin koneksinya dengan lingkungan dan alam sekitar,
dimana ia berasa untuk mengetahui siapa dirinya dan perannya di dalam
masyarakat. Sama dengan apa yang terjadi pada alam perguruan, mamunya
teknologi, terhubungnya setiap warga Negara dengan warga Negara lain, malaui
jaringan internet membuat kita berfikir kembali tentang definisi alam masyarakat
yang semakin meluas, tidak hanya berada di lingkungan sekitar tetapi juga
meluas bagian dari dunia yang tanpa sekat.
Hadirnya teknologi juga membuat
terbentuknya wadah-wadah baru dalam proses pendidikan murid, proses belajar
murid sebagai contih alam digital atau maya, alam algoritma, alam data dan
wadah atau alam-alamt lain yang dibentuk dari mamunya teknologi mempengaruhi
cara belajar, berprilaku dan aktualisasi diri murid kita. Maka, bukan hanya
definisi alam pemuda atau masyarakat yang semakin luas, melainkan juga cara
pandang kita sebagai pendidik dalam memahami bagaimana murid terhubung dengan
lingkungannya. Sebagai contih, keluarga menanamkan nilai kemandirian pada anak
sejak dini artinya sedapat mungkin anak diberi kepercayaan untuk dapat mengeksplorasi
dan mengerjakan banyak hal secara mandiri. Selain itu keluarga juga menanamkan
prinsip prinsip kolaborasi, keterbukaan dan dialog. Orangtua atau keluarga
dapat membantu anak untuk mencari sumber –sumber pembelajaran uang sesuai
dengan tingkat perkembangan anak, apabila kemudian menemui kesulitas maka
orangtua bias mengajak anak untuk mendiskusikannya bersama guru di sekolah.
Apabila kemudian pengetahuan dan pengalaman guru di sekolah belum sesuai
dengan kebutuhan belajar anak, maka bias
bersama-sama bertanya atau mencari narasumber lain yang ada di sekitar. Guru
dan murid dapat belajar bersama menggunakan mesin pencari dan sarana lain yang
ada di luar sana yang bias membantu memfasilitasi kebutuah belajar anak.
Ibu dan bapak guru, mari kita refleksikan
bersama apakah kita sudah memahami peran keluarga, perguruan, dan masyakarat
dan menerapkannya dalam pembelajaran yang kita rencanakan? Lalu apa yang dapat
kita lakukan untuk dapat mempraktikan peran-peran tersebut dalam proses
pembelajaran untuk murid-murid kita?
Tidak ada komentar untuk "Merdeka Belajar : Peran Keluarga, Sekolah dan Masyarakat"
Posting Komentar