Merdeka Belajar ; Menjadi Manusia (secara) Utuh



Salam dan Bahagia….

Ibu dan Bapak guru, selamat datang kembali di modul “Mendidik dan Mengajar”.

        Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang Maha Esa memiliki dua bagian utama pada tubuhnya yaitu badan jasmani atau lahir dan badan rohani atau batin. Atas karunia Tuhan Yang Maha Esa pula manusia memiliki akal yang digunakan untuk berpikir untuk merasa dan berkarya. Bersatunya pikiran perasaan dan kehendak dapat menimbulkan daya dan memunculkan budi pekerti yang menandakan nya sebagai manusia Merdeka yaitu manusia yang dapat memerintah dan menguasai dirinya atau Mandiri dan itulah kodrat sebagai manusia.

Sehingga agar manusia mengetahui kebutuhan lahir dan batinnya sendiri Kita sebagai pendidik dapat membantu murid untuk memenuhi kebutuhan keluarga agar mencapai keseimbangan dalam menjalani kehidupan. kita tidak bisa membantu memenuhi kebutuhan hanya pada satu bagian karena badan lahir dan badan batin pada manusia tidak dapat dipisahkan dan saling mempengaruhi. Maka  pendidikan atau tuntunan seyogyanya mampu memberikan “didikan lahir” dan “didikan batin” kepada murid, agar terpenuhi kebutuhan kehidupan dan penghidupannya.

Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan adalah tempat persemaian benih benih kebudayaan yang hidup dalam masyarakat dan daya upaya untuk memajukan perkembangan budi pekerti, pikiran dan jasmani. Ibu  dan bapak guru kemudian merupakan hasil bumi manusia secara lahir dan batin yang didapat dari perjuangan terhadap dua pengaruh kuat, yaitu alam dan zaman. Pengembangan budi pekerti berupa olah pikiran atau olah cipta (olah rasa, karakter), olah karsa atau menguatkan kemauan dan olahraga atau menyehatkan jasmani adalah sebuah bentuk pendidikan yang holistik yang akan menuntun Bagaimana murid dapat tumbuh kembang secara baik, sekaligus menjadikannya sebagai manusia yang merdeka yaitu manusia yang dapat bersandar atas kekuatan lahir dan batinnya sendiri dan tidak tergantung kepada orang lain.

Dengan demikian memandang murid sebagai manusia secara utuh menjadi dasar kita sebagai pendidik dalam mendampingi murid-murid menentukan tujuan belajar merencanakan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan murid (lahir maupun batin), yang akan membantu murid-murid kita mengembangkan kekuatan lahir dan batinnya.

sebagai pendidik kita tidak cukup hanya membantu memberikan pengajaran yang berorientasi pada penguatan ke tampilan berpikir atau kognitif saja, tetapi juga mendampingi mereka untuk mengembangkan kekuatan batinnya yaitu sosial, emosi empati, dan lain sebagainya. misalnya guru pengampu pelajaran yang sifatnya pengetahuan kemudian nilai murid dengan menggunakan soal pilihan ganda yang cenderung hanya mengingat informasi yang diberikan padahal beragam informasi dan pengetahuan yang diberikan dan dapat diakses dari mesin pencari dari sumber belajar lain yang ada di sekitar murid dapat dibayangkan ketika seorang guru memberikan soal operasi hitung bilangan jika ia hanya memberi soal-soal dan menilai hasilnya maka mesin hitung seperti kalkulator bisa juga memproses hal yang demikian.

Kekuatan keterampilan berpikir memang benar harus ditingkatkan tetapi agar mencapai keseimbangan menjadi manusia,  murid juga sebaiknya dilatih dan dikuatkan kebutuhan batinnya dalam berkehendak menentukan tujuan  belajarnya. mengembangkan kerjasama membangun empati, menghargai sesama refleksi diri untuk mengembangkan dirinya dan tentunya berkontribusi di lingkungan sosialnya, sehingga pembelajaran yang direncanakan sesuai dengan kebutuhanmu dan ditujukan untuk memajukan perkembangan budi pekerti akan membantunya menjadi manusia-manusia yang merdeka,  manusia Merdeka perlu memiliki modal keterampilan berpikir atau bernalar yang baik keterampilan berpikir atau bernalar membutuhkan proses sepanjang Hayat proses mengasah nalar atau  keterampilan berpikir murid menurut Bloom dan Anderson juga disebut level kognitif yaitu mengingat,  memahami, mengaplikasikan menganalisis,  mengevaluasi dan mencipta Sesuatu dapat difasilitasi Dalam proses pembelajaran di semua jenjang pendidikan, mulai dari PAUD, dasar,  menengah dan tinggi. dan juga perlu disadari bagi kita sebagai pendidik bahwa semua level kognitif dari mulai mengingat sampai mencipta atau mengkreasi ini dapat dicapai pada semua jenjang pendidikan di mana kedalaman dan kompleksitas pembelajaran dapat disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan.

Beberapa ahli berpendapat proses pembelajaran kepada murid tidak harus dimulai pada tingkat kognitif atau keterampilan berpikir yang mengingat tapi dapat juga diterapkan pembelajaran yang terintegrasi benar urutan level kognitif atau keterampilan berpikir yang cocok digunakan dalam pembelajaran, maka tujuan pendidikan untuk mengasah Nalar murid dapat terwujud sebagai bekal pengembangan pendidikan budi pekerti murid.

 Mari Kita Renungkan bersama Apakah kita sudah menjadikan murid-murid kita manusia seutuhnya? Apakah kita sudah membantu memberikan asupan kebutuhan lahir dan batin murid? dan bagaimana cara kita untuk mendampingi untuk mengasah keterampilan bernalar murid dengan sebaik-baiknya?


            Salam dan bahagia Ibu dan Bapak guru hebat!!

Tidak ada komentar untuk "Merdeka Belajar ; Menjadi Manusia (secara) Utuh"