PEJUANG SUBUH, BAB 14 : Langkah Baru

 

Bab 14: Langkah Baru

"Barangsiapa menolong agama Allah, niscaya Allah akan menolongnya."
(QS. Muhammad: 7)

Fajar menyingsing. Udara dingin menggigit, seperti Subuh pertama yang pernah Arkan taklukkan dulu. Tapi kali ini ia bangun bukan karena alarm, bukan karena pesan siapa pun. Ia bangun karena hati yang sudah mantap memilih Allah.

Saat tiba di masjid, ia kaget. Bukan karena masjid kosong — tapi justru karena penuh. Rafi datang lebih awal, membawa termos teh hangat. Amir hadir, meskipun terlihat kurang sehat, dengan hoodie basah oleh embun. Faiz duduk di pojok, memeluk mushaf kecilnya. Bahkan beberapa wajah baru terlihat.

Di saf wanita, sesosok kecil duduk tenang. Hana. Meski tubuhnya masih lemah, ia tetap hadir. Dengan napas pendek, ia tersenyum kecil ke arah Arkan. Senyuman yang berkata:
"Aku pun belum menyerah."

Setelah shalat, Arkan berdiri di depan. Ia mengangkat tangan, tak berbicara seperti orator, tapi seperti seorang sahabat yang bicara dari hati.

“Teman-teman... hari ini bukan kebangkitan komunitas,” katanya, “Hari ini adalah kebangkitan niat.”

Ia memandang satu per satu wajah yang hadir.
“Kita pernah ramai. Lalu sepi. Lalu datang lagi. Itu biasa. Tapi mari pastikan satu hal: bahwa niat kita tetap utuh. Kita ke sini bukan untuk komunitas. Tapi untuk Subuh. Untuk Allah.”

Semua terdiam. Beberapa mengangguk. Faiz tersenyum. Hana menangis pelan.

Hari itu, mereka sepakat membentuk ulang langkah-langkah kecil:

  • Subuh berjamaah tak perlu ramai. Tapi yang hadir, harus niat.

  • Setiap Jumat, satu dari mereka akan berbagi ayat favorit dan tafsir pendek.

  • Tak ada lagi kejar jumlah. Hanya kejar ridha.

Langkah baru itu sederhana. Tapi bermakna.

Arkan menuliskan di dinding masjid, tepat di bawah banner lama mereka:

“Yang sedikit, tapi tulus, akan lebih tahan lama daripada yang ramai tapi lelah.”

Dan benar. Komunitas itu mungkin tak seramai dulu. Tapi setiap anggota yang datang, tahu apa yang mereka cari. Bukan sekadar teman. Tapi Tuan yang memanggil mereka — Allah


Tidak ada komentar untuk "PEJUANG SUBUH, BAB 14 : Langkah Baru"